Ini adalah kisah nyata yang terjadi
pada tahun 2010. Seorang mahasiswi yang tidak mau di sebutkan namanya. Sebut
saja namanya Talita (Nama samaran) adalah seorang mahasiswi di salah satu
universitas Negeri di Indonesia tepatnya di Surabaya. Talita adalah seorang
mahasiswi dari keluarga yang sederhana saking sederhananya kadang-kadang hampir
kekurangan. Pasalnya Talita hanyalah seorang anak dari buruh pabrik. Ayahnya
adalah buruh pabrik yang berstatus tidak tetap alias karyawan borongan, Ibunya seorang
mantan buruh pabrik yang sudah pensiun. Hal itu membuat kondisi ekonomi keluarga
Talita tergolong pas-pasan. Namun keadaan itu tidak membuat Talita putus asa,
dia tetap mempunyai cita-cita sehingga dia tetap melanjutkan studinya.
Sedekah |
Untuk membantu mencukupi kebutuhan
kuliahnya Talita kadang-kadang ikut kerja freelance
di perusahaan catering dan di beberapa hotel yang ada di Surabaya. Dia bekerja sebagai
waitress untuk acara-acara wedding atau acara lainnya. Hanya
pekerjaan frelance yang bisa Talita
dapatkan, mengingat kuliah di kampus negeri maka jadwal perkuliahannya pagi hingga
siang, lagi pula tugas-tugas kuliahpun sangat padat sehingga tidak memungkinkan
bagi talita untuk melamar pekerjaan reguler. Tidak banyak yang bisa Talita
dapatkan dari menjadi pegawai catering Talita hanya mendapatkan upah sebesar 21
ribu untuk satu kali acara. Namun untuk acara di ball room hotel Talita mendapatkan upah sebesar 45 ribu, tentunya
dengan pekerjaan yang lebih berat dan jam kerja yang lebih lama, pekerjaan itu seringkali
mengharuskan talita pulang hingga larut malam. Jadwal bekerja Talita hanya dua
kali dalam satu minggu, dan jika kondisi perusahaan sedang sepi Talita terpaksa
off karena perusahaan tidak membutuhkan
jasanya.
Sudah dua bulan lebih talita tidak
mendapatkan tambahan uang, namun masih bersyukur talita tetap mendapatkan uang
saku dari ayahnya sehari 5 ribu. Seperti biasa pagi itu Talita berangkat kuliah
mengendarai motor kesayangannya. Motor yang terbilang jadul jika dibandingkan
motor teman-temannya yang sudah mulai beralih menggunakan scooter matic keluaran terbaru. Talita masih setia menggunakan motor
bergigi empat yang sudah tidak baru lagi alias sudah out of date.
Perkuliahan berlangsung seperti
biasanya. Setelah perkuliahan selesai Talita bergegas pulang melewati jalan
yang biasa dia lalui, di tengah jalan Talita bertemu dengan sesosok nenek tua
yang sedang berjalan kaki. Nenek itu terlihat berpakaian bersih walaupun tidak
bagus. Melihat nenek kurus yang berjalan sendirian Talita merasa Iba dan langsung
menghentikan motor yang dikendarainya. “Mau kemana mbah? Monggo saya antarkan” Tegur
Talita. “Ndak usah Nak, mbah mau ke sana lho” jawab nenek itu menolak tawaran
Talita. Sekali lagi talita menawari nenek itu namun tetap tidak mau juga.
Karena nenek itu tidak mau diantar dan tidak mau memberitahukan dengan jelas
tempat tujuannya, mulai terpikir dalam benak Talita. “oh mungkin mbah ini
pengemis”. Akhirnya Talita merogoh saku celananya yang hanya berisi 5 Ribu
rupiah, uang itu diberikannya kepada nenek tersebut kemudian talita berpamitan
untuk melanjutkan perjalanannya. Saat itu hanya itulah uang yang dimilikinya
namun Talita ikhlas menyedekahkannya dengan hanya mengharapkan ridho Allah.
Tidak ada yang aneh setelah kejadian
itu semua berlalu seperti biasanya. Suatu malam Talita membuka akun facebook
miliknya. Entah siapa yang memulai duluan melalui fitur chat tiba-tiba
terjadilah obrolan antara Talita dengan sahabat lamanya semasa SMA. Obrolan
yang ringan saling menanyakan kabar dan sedikit bercanda. “Gimana kabarmu
Talit?” Tanya teman diujung sana. “Alhamdulillah baik, tapi lagi galau nih butuh
pekerjaan. Cariin donk hehe..” Jawab talita dengan maksud bercanda. “Nanti aku
coba tanyakan ibuku ya” jawab temannya. Ternyata sahabat lama Talita itu
menanggapinya serius. Beberapa hari kemudian Talita mendapatkan telepon dari seorang
direktur salah satu lembaga penelitian dan pengembangan yang menawarinya sebuah
pekerjaan sebagai asisten sekretaris. Rupanya sang direktur itu adalah ibu dari
sahabat lamanya tersebut.
Talita tidak perlu khawatir dengan
kuliahnya karena pekerjaan itu sifatnya part
time , Talita bisa mulai bekerja setelah pulang kuliah. Talita menerima
tawaran itu dengan penuh rasa syukur. Sebagai seorang asisten sekretaris waktu
itu talita mendapat gaji pokok sebesar 500 Ribu rupiah dan uang makan sebesar
250 ribu rupiah. Serta bonus tiap kali ditugaskan membantu di acara
seminar-seminar. Kalau di total tiap
bulannya Talita bisa mendapatkan gaji satu juta lebih. Bagi Talita gaji segitu sudah
cukup besar, mengingat pendapatannya sebagai petugas catering yang hanya 21
ribu. Dan mengingat waktu itu UMK surabaya tahun 2010 hanya 1 juta. Apalagi disana
Talita bekerja hanya paruh waktu.
Setelah merenunginya Talita tersadar
bahwa apa yang telah didapatkannya tidak lain adalah balasan dari sedekah
kepada nenek yang waktu itu ditemuinya di jalan. Kiranya Allah telah melipat
gandakan harta yang dinafkahkannya di jalan Allah, dari 5 ribu menjadi 500 ribu
bahkan masih ditambah bonus lainnya. Sebagaimana firman Allah dalam surat
Al-Baqorah ayat 261 yang artinya:
“ Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah
serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir:
seratus biji, Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki.
Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”.
Semoga sepenggal kisah diatas dapat
menambah keimanan kita kepada Allah SWT, serta semoga kita dapat menggambil
hikmah dari kisah tersebut. Wallahu a’lam
bissawab.
Luar biasa kisah mbak Talita ini, dengan keikhlasannya sedekah dengan mbah pengemis, mendapat balasan yang begitu manis... :) Semoga kisah diatas menjadi motivasi kita untuk bersedekah :)
BalasHapusTrimakasih sudah berkunjung di blog saya...
BalasHapusamin... betul semoga kisah ini dapat menjadi ibrah buat kita semua. :)
Ya, memang Allah sudah berjanji akan melipatgandakan shodaqoh hamba-Nya, bahkan sampai sesuatu yang tidak bisa ia sangka-sangka. Kisah ini harus bisa menjadi teladan bagi kita semua, benarkan neng Titin ?
BalasHapusInjih, benar sekali, Sedekah atas izin Allah dapat bisa menjadi penolong bagi manusia. trimakasih Pelangi Blog sudah berkunjung dan meninggalkan sejak diblog saya :) hehe
BalasHapusSubhanallah, dengan sedekah maka hidup akan terasa indah :)
BalasHapusLuar biasa mbak Titin ini...
BalasHapusTrimakasih, memang banyak sekali manfaat sedekah :)
BalasHapus