Kamis, 08 Januari 2015

Dodit Mulyanto Orang Jawa yang Memegang Erat Budaya Eropa






dodit, dodit mulyanto, orang jawa, eropa
Selamat malam Penduduk...
Selamat malam Omnivora...
Selamat malam Para Kolega..


Itulah sapaan menggelitik yang pernah di ucapkan oleh salah satu peserta di acara kontes Stand Up Comedy yang diselenggarakan oleh stasiun televisi swasta Indonesia. Sapaannya selalu berganti-ganti pada setiap penampilannya. Sapaan yang terbilang unik pasalnya sapaan-sapaan tersebut jarang digunakan oleh orang Indonesia pada umumnya. Sapaan peserta yang berasal dari Blitar Jawa Timur siapa lagi kalau bukan Dodit Mulyanto.

Nama Dodit Mulyanto bagi beberapa kalangan mungkin sudah tidak asing lagi bahkan sudah akrab di telinga, khususnya bagi penggemar acara Stand Up Comedy. Namun bagi sebagian kalangan barang kali masih asing. Buktinya saya sebagai fan Dodit Mulyanto masih mendengar pertanyaan-pertanyaan dari beberapa teman mengenai siapa foto yang suka saya jadikan DP (Display Picture) pada akun media sosial saya. Ada teman yang mengira itu adalah foto pacar baru saya, ada yang mengira teman main saya, ada juga yang mengira tetangga saya. *hihihi... enak kali ya kalo punya pacar dodit dirayu pake biola :D*.

Dodit mulyanto adalah mantan guru geografi dan guru musik di SMP dan SD Santa Clara Surabaya. Namanya mulai melejit saat dia mengikuti acara kontes Stand Up Comedy yang diselenggarakan oleh Kompas TV musim ke-empat (SUCI4).  Pria tampan kelahiran 30 juni 1985 ini memiliki karakter yang unik. Gaya bicara yang medok, kental dengan logat Jawa, disertai muka yang datar tanpa ekspresi, menjadi daya tarik tersendiri bagi para penonton. Tidak hanya itu Dodit Mulyanto juga piawai memainkan biola dan hampir selalu dibawa sebagai penunjang di setiap penampilannya. Tentunya tidak hanya dibawa tapi dimainkan untuk membantunya menyampaikan materi. Biola tersebut diberi nama "Si Dia".

"Orang Jawa yang Memegang Erat Budaya Eropa". Mungkin kalimat itu sudah menjadi brand tersendiri bagi seorang Dodit Mulyanto. Dia mengidentifikasikan dirinya sebagai pemuda desa yang kehidupannya berbeda dengan orang-orang desa pada umumnya. Yupz, orang desa yang hidup ala Eropa.  Kalau orang desa lainnya kerjaannya nyari rumput, dodit donk les biola, kalau orang-orang desa lainnya sarapannya nasi pecel dan es teh, lain halnya dengan dodit yang makan table manner. *apa? makan table? :D*

"Kalau pagi saya makan breakfast ada hidangan pembuka, hidangan utama dan hidangan penutup. hidangan penutup isinya puding dan diakhiri dengan minum wine. air putih muntah saya". 

Begitu ungkap dodit dengan muka datar yang kemudian berhasil mengocok perut penonton. Dodit dilahirkan istimewa karena terlahir secara otodidak. Dia sudah lahir dan bidannya baru datang jadi keluar sendiri. *LOL*. Tidak hanya itu Dodit Mulyanto Juga memiliki kata-kata andalan seperti "Kamu, iya kamu..." , "hy gaes" (baca guys), dan masih banyak lagi. Pada show-nya di SUCI4 Dodit sering keluar sebagai peserta favorit pilihan pemirsa, mendapatkan standing applause dari penonton dan pujian kompor gas dari dewan juri.

Sayang sekali dodit tersisih pada show ke-13 nya. Muncul banyak spekulasi mengenai close mic-nya dodit tersebut. Ada yang berpendapat dodit memang kurang berkembang dibanding yang lainnya. ada juga yang mengatakan karena dodit terlalu berani dengan materinya yang sempat menyinggung dewan juri. Bahkan beredar isu yang mengabarkan ada konflik internal antara dodit dengan kompas TV. Memang pada saat itu banyak yang menyatakan kekecewaannya atas keputusan dewan juri tersebut. Ya sudahlah meskipun tidak menjadi juara di SUCI4 tapi dodit tetap berkarya.

Well, dodit justru kebanjiran tawaran pasca Close mic.  Ya, setelah close-mic dodit semakin disibukkan dengan acara off air di kampus-kampus dan perusahaan-perusahaan di seluruh indonesia, bahkan pernah juga di undang di kampus Sydney.  Saking sibuknya sampai gak sempat mandi gaes. hehehe... *mandi dua kali sehari heh kampungan* 

Saya sendiri sudah dua kali nonton dodit secara live, pertama pada acara Siraman Tawa di UIN Sunan Ampel Surabaya (dulu IAIN), kedua pada acara #overactingSDA. Menurut saya ada perbedaan antara penampilan dodit on air dan off air. Di televisi dodit bener-benar tampil tanpa ekspresi mau tertawa saja ditahan. Tapi begitu off air dia bedigasan dan petakilan sekali keluar deh aslinya. Tapi dengan atau tanpa ekspresi menurut saya dodit tetap keren dan gokil. 

Kehadiran dodit memang memberi warna tersendiri di dunia perkomikan, bisa dibilang menjadi fenomena dan magnet. Benar, karena banyak yang mengaku menyukai acara stand up comedy sejak ada dodit. Saya pun demikian, munculnya dodit sebagai salah satu kontestan SUCI4 semakin meningkatkan antusiasme saya untuk acara tersebut. 

Kini dodit mulai dikenal lebih luas dan semakin populer, pasalnya dodit mulai sering muncul di acara-acara televisi, baik sebagai bintang tamu di acara talk show maupun tampil untuk stand up. follower-nya pun semakin bertambah banyak. 

Sukses selalu kamu. iya, kamu...

0 komentar:

Posting Komentar